Jumat, 05 Desember 2014

NASKAH DRAMA MIMPI BURUK DARI NOVEL (DREAM - JOANNES RHINNO)




                                                                     MIMPI BURUK

Naskah Dibuat Untuk Memenuhi
Tugas Pada Mata Kuliah
Kajian Prosa Fiksi

KELOMPOK 5 dan 6
Hindra Setiawan                                                                                  201221500181
Ketlin Maegareta                                                                                 201221500160
Ahmad Roeyhan                                                                                  201221500147
Winarsih                                                                                              201221500155
Sodri Saputra                                                                                      201221500182
Anisah                                                                                                 201221500186
Irma Yani                                                                                             201221500159
Agung Wibowo                                                                                   201221500193
Agung Purnama                                                                                   201221500
Muhammad Solikin                                                                              201221500
Saleh                                                                                                    201221500
Alif Saputra                                                                                          201221500
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2014

NAMA PEMAIN
   1.     Ketlin Magareta sebagai Irma
   2.     Royhan sebagai Doni (Suami Irma)
   3.     Sodri Saputra sebagai
   4.     Winarsih dan Anisah sebagai Caca dan Sinta (Anak Irma)
   5.     Hindra sebagai Dokter Alan
   6.     Sodri Saputra sebagai Dokter Roy
   7.     Agung W sebagai Agung (karyawan)
   8.     Irma sebagai Siska (keponakan)
   9.     Solikin sebagai Andre
   10.   Agung P (membaca prolog)

















MIMPI BURUK
Irma, seorang wanita berusia 35 tahun, hidup di dua dunia secara bersamaan dunia nyata dan dunia mimpi. Di salah satu dunianya, ia adalah seorang ibu dari dua anak Caca dan Sinta yang mendiami sebuah kota kecil bersama suaminya Doni di bogor. Di dunianya yang lain, ia menjadi seorang wanita karir di Jakarta dan menjalin hubungan dengan Pria bernama Andre.
Awalnya, sangat indah dan menyenangkan dapat hidup di kedua dunia secara bersamaan, karena apa yang ia tidak bisa dapatkan di dunia satu dapat ia dapatkan di dunia lainnya. Namun seiring waktu berjalan ia tak dapat membedakan mana dunia nyata dan mana dunia mimpi, apakah hubungannya bersama Andre hanya sebuah imajinasi atau keluarganya di bogor adalah mimpi?

Bogor :
Siang itu irma, suaminya dan dua anaknya sedang berkumpul di ruang keluarga mereka sedang menikmati hangatnya keluarga sambil menonton tv. Namun saat Irma pergi ke dapur untuk membersihkan piring  suaminya juga mengikutinya.
Doni                 : bagaimana keadaan di Jakarta? (suaminya membuka percakapan dengan nada menyindir)
Irma                : yah begitulah hanya kegiatan rutinitas biasa
Doni                 : lalu hubunganmu dengan andre?
Irma                : sudahlah sayang aku tak mau berdebat.
Doni                 : temanku kenal dengan seorang Psikiater, namanya dokter Roy
Irma                : psikiater? Aku ini tidak gila sayang (menunduk dengan muka sedih)
Doni                 : bukan begitu sayang, kamu membutuhkan orang seperti itu. Mungkin dengan berbicara pada ahlinya masalahmu bisa terselesaikan aku tidak bisa menjajikan apa-apa, namun apa salahnya dicoba?
Irma                : (Irma mengangkat kepala sambil berkata) hmm... yasudahlah jika itu yang terbaik
Doni                 : besok pagi kita ke sana aku sudah membuatkan janji dengannya, tapi aku yakin kau bisa sembuh percayalah mah (senyum suaminya sambil mengangkat dagu Irma)
            Irma merasa lelah sekali karena seharian ini ia bekerja ekstra keras membersihkan rumah. Irma menuju kamar tidur bersama suaminya namun ia tak bisa tidur membayangkan bahwa dokter dengan sarjana psikologi itu akan menanyakan sejuta hal yang membuatnya bingung. Irma mempunyai pandangan bahwa psikiater adalah orang yang pekerjaannya memojokkan setiap orang yang berbicara dengannya dan membuat mereka bersalah.
Doni                 : sudahlah mah, jangan terlalu dipikirkan (sambil menarik tubuh Irma untuk pergi ke kamar)
            Irma mencoba menutup matanya dan berusaha menghentikan semua kecemasannya yang masih abstrak.

            Jakarta:
Alarmnya berbunyi, pelan, tapi semakin lama semakin keras hingga membisingkan telinga. Ia tahu sudah waktunya untuk bangun dan segera memulai aktivitasnya sehari-hari hal yang pertama Irma lakukan saat bangun pagi adalah memninum segelas air putih. Dan mempersiapkan dirinya untuk berangkat kerja. Sesampainya di tempat kerja temannya agung menghampirinya.
Agung              : Irma kamu sudah mengirimkan berkas-berkas yang ku titipkan kemarin?
Irma                : Sudah atas nama perusahaan INDO JAYA, kan?
Agung              : Iya, sudah kau tanda tangani irma?
Irma                : Gung aku tahu pekerjaanku (nada tersinggung)
Agung             : Maaf ma, aku hanya memastikan saja.
Irma                : Jangan khawatir sudah ku tangani.
Agung             : oke makasih ma.
Sore harinya, Setelah semua dirasa sudah aman dan waktunya untuk pulang Irma merapikan meja kerjanya dan bergegas untuk pulang ke rumah, namun tiba-tiba Andre atasan Irma dan juga sebagai kekasihnya menghamipri Irma
Andre              : kau ingin pulang bersamaku Irma? Kebetulan aku nanti melewati rumahmu untuk menemui rekan kerja
Irma                : menemui rekan kerja? Malam-malam begini? sepertinya tidak, aku pulang sendiri saja. Aku sudah tau kamu akan mengajakku jalan terlebih dahulukan?
Andre              : ayolah irma kamu itu terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu biarkanlah otakmu beristirahat sebentar sambil berdua menikmati malam denganku
Irma                : Apa? Menikmati malam, kamu gila ya? Aku ini kekasihmu tak sepantasnya kamu berbicara seperti itu sebagai pria jantan, sudahlah minggir (Irma pulang dengan wajah kesal)
Andre              : bukan begitu maksudku Irma, Irma, tunggu....!
            Irma sampai di kasurnya lagi, hari ini sangat lelah ia memejamkan matanya yang sudah melemah bagaikan lampion.

Bogor:
Pagi kembali menyapa di dunia ini, segala hal terasa cepat baginya bahkan Irma tak dapat mengetahui kapankah saat sebenarnya untuk beristirahat. Ia mulai bangun dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan sementara Suaminya yang izin dari pekerjaaannya mencoba membantu Irma seraya membuka percakapan.
Doni                 : Anak-anak sudah bangun?
Irma                : Belum nanti saja dibangunkannya lagipula mereka sekolah masuk siang yah.
Doni                 : yasudah setelah membuat sarapan kita berangkat ke psikiater ya?
Irma                : Memangnya nanti jadi berangkat yah?
Doni                 : (doni terkejut) kamu ini bagaimana, kemarin aku kan sudah bilang janji pertemuannya pagi ini
Irma                : iya, tapi ayah kan tidak bilang jam berapa?
Doni                 : kamu masih seperti anak kecil saja yang harus didikte terus-menerus, janji pertemuannya jam sembilan.
Siska                : Selamat siang, tante (tok,tok,tok)
Irma                : siapa ya? (membuka pintu) oh siska ada apa? Ayo masuk
Siska                : ini ada kue dari mama tante.
Irma                : oh iya, tante minta tolong ya?
Siska                : apa itu tante?
Irma                : Tante ingin pergi bersama paman kamu tolong jaga anak-anak ya, nanti siang kamu antar mereka ke sekolahnya.
Siska                : hmm... baiklah tante.
            Irma berada di ruang dokter itu sementara suaminya menunggu di luar. Ruangannya sangat rapi dan bersih dokternyapun sangat karakteristik dengan muka yang oval serta kacamata kuno, membuat wibawanya seolah-olah sangat tinggi.
Dokter Roy      : jadi setiap anda tidur, anda merasa mimpi anda sangat nyata?
Irma                : (irma hanya mengangguk)
Dokter Roy      : apakah anda berinteraksi dengan banyak orang di sana?
Irma                : saya memang bertemu banyak orang di sana tapi rasanya mereka adalah orang-orang baru dalam hidup saya.
Dokter Roy      : anda masih ingat bagaimana mimpi anda semalam? Coba anda ceritakan
Irma                : yah... seperti biasa bangun pagi, berangkat ke kantor, menghabiskan waktu di belakang komputer, pulang ke rumah, bersiap-siap tidur dan kembali lagi ke sini ke dunia ini.
Dokter Roy      : jadi, dalam kasus ini anda merasa hidup di dunia nyata dan dunia mimpi dan yang menjadi masalahnya adalah anda tidak dapat membedakan mana dunia nyata dan mana yang tidak.
Irma                : (Irma hanya mengangguk)
Dokter Roy      : Begini, Mungkin saat ini anda dapat bertahan di dua dunia tapi seiring berjalannya waktu anda menyadari bahwa anda tidak dapat hidup di dua dunia dan saatnya itu terjadi anda akan terjatuh begitu mengetahui itu hanyalah mimpi.
Irma                : jadi apakah penyakit saya bisa sembuh dok?
Dokter Roy      : Bisa, semua penyakit pasti bisa disembuhkan. Semua penyakit bisa anda sembuhkan jika anda memang benar-benar menginginkannya.
Irma                : Baik terima kasih dok, kapan kiranya saya bisa bertemu dengan dokter lagi
Dokter Roy      : Agenda saya masih penuh, nanti saya kabari lagi.
Irma                : baik dok.
            Irma pulang bersama suaminya setelah berkonsultasi ia pulang dan lantas mengerjakan pekerjaan rumahnya hingga malam menjelang namun rasa penat itu menyelimuti dirinya dan terlelap.



Jakarta :
Siang itu Irma mempunyai janji pertemuan dengan Dokter Alan. Dokter Alan adalah Psikiater muda yang kharismatik dia masih tergolong muda dan baru dalam bidangnya. Irma sudah menjadi pasiennya selama satu bulan. Hari ini mereka janji di luar tepatnya di restoran, karena waktu Irma yang sempit untuk mencuri jam kerja.
Dokter Alan     : Apa yang dikatakan psikiater mu di sana? Tunggu, tunggu (sambil menelan makanannya) dia pasti berbicara bahwa Jakarta adalah dunia mimpi dan di sanalah dunia yang nyatakan?
Irma                : yah, seperti itulah.
Dokter Alan     : Sekarang coba kau buka matamu lebar-lebar lihatlah sekelilingmu, adakah sesuatu yang janggal?
Irma                : (melihat ke kanan dan kiri) Tidak ada dok.
Dokter Alan     : “Sudah kuduga” saya tak ingin lagi meyakinkanmu tapi saya rasa anda sudah tahu jawabannya.
Irma                : Iya dok, yang sekarang saya rasakan nyata. Tapi nanti saya akan merasakan hal yang sama pula di duna mimpi itu.
Dokter Alan     : Di pertemuan lalu kamu sudah menjelaskan bahwa kehidupanmu di sini sangat membosankan dengan pekerjaan yang selalu menumpuk, mungkin kau ingin keluar dari tekanan yang ada, tapi tak bisa karena selalu dikejar oleh deadline.
Irma                : Jadi?
Dokter Alan     : Mungkin kau butuh kehidupan baru, dan mimpi adalah jalan keluar terbaikmu di mana kau tak perlu bersusah payah mengerjakan tugas kantor di bawah tekanan. Amatilah dulu baik-baik. Kau pasti akan menemukan setidaknya satu keganjilan.
            Perbincangannya dengan Dokter Alan sudah selesai, pekerjaannyapun sudah selesai. Sekarang sudah waktunya untuk pulang Irma yang sangat lelah bahkan tak sempat untuk makan malam. Sesampainya di kamar ia menoleh ke arah lemari, di atasanya terdapat sebuah album foto bertuliskan “album foto keluarga” yang ia seakan tahu apa isinya. Ia mencoba mengambil benda itu, namun sayang ia malah tergelincir dan jatuh tertidur.



Bogor:
            Malam itu Irma kembali lagi ke dalam mimpinya, namun aneh sekali ia berada di jalan tempat di mana ia pernah mengalami peristiwa kecelakaan bersama keluarganya di bogor dua bulan yang lalu. Ia bangun dan melihat sekelilingnya. Ia bingung apakah ini? Apakah yang terjadi? Ia panik dan mulai berspekulasi tentang keberadaannya. Taman itu gelap sekali disertai kabut tebal yang berputar mengelilinginya. Sedikit demi sedikit kabut itu turun, lalu tampaklah sesosok orang berjubah dari belakangnya.
Doni                 : Mengapa kau kembali ke sini lagi sayang? (dengan wajah yang pucat)
Irma                : Ayah? (Irma mencari kata-kata yang tepat untuk memulainya. Namun ia tak menemukan itu. Ia baru sadar  menurunkan badan dan mulai menangis) maafkan aku yah, aku telah menciptakan semua ini.
Doni                 : (sambil mengusap kepala Irma) sudahlah jangan menangis, memang sudah saatnya terjadi.
Irma                : Hidup ini tak adil yah, mengapa semua orang yang mencintaiku harus pergi mendahuluiku. Bahkan mimpi-mimpi ini sebentar lagi akan hilang.
Doni                 : Sejak kapan hidup ini adil? Kau ingat saat kedua orang tuaku meninggal dulu? Kau ingat betapa hancurnya keadaanku saat itu?. Tapi kau menggandeng tanganku di pemakaman, mengatakan bahwa segala sesuatunya pasti akan baik-baik saja, dan kau benar. Aku menjalani hidupku penuh dengan kebahagiaan bersamamu dan anak-anak kita.
            Irma menangis dan memejamkan matanya dalam-dalam kemudian membukanya lagi. Doni telah hilang dari pandangannya, kini di sampingnya ada caca dan sinta. Caca lantas berbaring di pangkuannya sementara sinta duduk di sampingnya. kebun itu seakan berubah menjadi kamar yang remang namun kabut itu masih menyelimutinya.
Caca                : Mah, aku bemimpi buruk tentangmu semalam.
Irma                : (menoleh ke arah gadis itu) kamu mimpi apa sayang?
Caca                : Aku bermimpi kau akan pergi ke suatu tempat yang jauh, suatu tempat di mana aku tak bisa bertemu denganmu lagi
Sinta                : Aku juga bermimpi buruk Mah, (Sambar Sinta) aku bermimpi Mamah sedang berjalan menyebrangi jembatan, dan ketika kau sampai di ujung jembatan kau melambai-lambaikan tangan kepadaku, seperti ingin berpisah, mimpi itu sangat menakutkan mah.
Irma                : Mungkin itu hanya mimpi sayang, ingatlah walaupun mamah tidak ada di samping kalian tapi mamah pasti ada di sana, di hatimu (menunjuk ke dada caca) dan juga di hatimu (menunjuk ke dada sinta).
Caca                : Aku mencintaimu mah
Sinta                : Aku juga sangat mencintaimu.
Irma                : Mama juga mencintai kalian sayang (sambil menahan haru). Sudahlah kalian tidur saja sambil mama nyanyikan lagu pengantar tidur (nyanyi lagu nina bobo)
Jakarta:
Pagi itu Irma memutuskan untuk tidak masuk kerja, karena ia ingin berbicara kepada Dokter Alan tentang apa yang terjadi semalam dan menanyakan keputusan akhir dari mimpinya. Setelah menunggu ia lantas masuk ke ruangan Dokter Alan
Irma                : (tok, tok, tok)
Dokter Alan     : silahkan masuk, silahkan duduk. Bagaimana kabarmu irma?
Irma                : Baik, ternyata anda benar dok
Dokter Alan     : Maksudmu?
Irma                : Anda benar selama ini
Dokter Alan     : Jadi kau sudah... apa yang membuatmu sadar?
Irma                : semalam saya menemukan kotak kenangan keluarga saya dok, semua memori saya bersama keluarga ada di dalamnya, saya tak menyangka ternyata jawaban yang saya butuhkan ada di atas lemari saya.
Dokter Alan     : Jadi?
Irma                : Semua anggota keluarga saya sudah meninggal akibat kecelakaan dua bulan yang lalu.
Dokter Alan     : Saya turut berduka cita.
Irma                : kira-kira sampai kapan dok, sampai kapan saya harus seperti ini?
Dokter Alan     : Saya tidak mempunyai jawaban tentang itu karena semuanya tergantung pada dirimu sendiri. Sekarang yang kau butuhkan adalah seseorang yang kau percayai dapat menemanimu di masa-masa sulit ini, dan seiring berjalannya waktu kau pasti bisa melewati semua ini.
Kini Irma tahu salah satu hal dari hidup yang sulit di pelajari adalah mengucapkan kata-kata perpisahan, pada orang-orang yang dicintai sekalipun itu hanya sekedar dua kata “Selamat Tinggal”.

KARYA : JOANNES RHINNO (dengan cerita baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar