Naskah
Dibuat Untuk Memenuhi
Tugas
Pada Mata Kuliah
Kajian
Prosa Fiksi
KELOMPOK
5 dan 6
Hindra
Setiawan 201221500181
Ketlin
Maegareta 201221500160
Ahmad
Roeyhan 201221500147
Winarsih 201221500155
Sodri
Saputra 201221500182
Anisah 201221500186
Irma
Yani 201221500159
Agung
Wibowo 201221500193
Agung
Purnama 201221500
Muhammad
Solikin 201221500
Saleh 201221500
Alif
Saputra 201221500
FAKULTAS BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA
PGRI
JAKARTA
2014
NAMA PEMAIN
1. Ketlin
Magareta sebagai Irma
2. Royhan
sebagai Doni (Suami Irma)
3. Sodri
Saputra sebagai
4. Winarsih
dan Anisah sebagai Caca dan Sinta (Anak Irma)
5. Hindra
sebagai Dokter Alan
6. Sodri
Saputra sebagai Dokter Roy
7. Agung
W sebagai Agung (karyawan)
8. Irma
sebagai Siska (keponakan)
9. Solikin
sebagai Andre
10.
Agung P (membaca
prolog)
MIMPI BURUK
Irma, seorang wanita berusia 35 tahun, hidup
di dua dunia secara bersamaan dunia nyata dan dunia mimpi. Di salah satu dunianya,
ia adalah seorang ibu dari dua anak Caca dan Sinta yang mendiami sebuah kota
kecil bersama suaminya Doni di bogor. Di dunianya yang lain, ia menjadi seorang
wanita karir di Jakarta dan menjalin hubungan dengan Pria bernama Andre.
Awalnya, sangat indah dan menyenangkan dapat
hidup di kedua dunia secara bersamaan, karena apa yang ia tidak bisa dapatkan
di dunia satu dapat ia dapatkan di dunia lainnya. Namun seiring waktu berjalan
ia tak dapat membedakan mana dunia nyata dan mana dunia mimpi, apakah
hubungannya bersama Andre hanya sebuah imajinasi atau keluarganya di bogor
adalah mimpi?
Bogor
:
Siang itu irma, suaminya dan dua anaknya
sedang berkumpul di ruang keluarga mereka sedang menikmati hangatnya keluarga
sambil menonton tv. Namun saat Irma pergi ke dapur untuk membersihkan
piring suaminya juga mengikutinya.
Doni :
bagaimana keadaan di Jakarta? (suaminya membuka percakapan dengan nada
menyindir)
Irma :
yah begitulah hanya kegiatan rutinitas biasa
Doni :
lalu hubunganmu dengan andre?
Irma :
sudahlah sayang aku tak mau berdebat.
Doni :
temanku kenal dengan seorang Psikiater, namanya dokter Roy
Irma :
psikiater? Aku ini tidak gila sayang (menunduk dengan muka sedih)
Doni :
bukan begitu sayang, kamu membutuhkan orang seperti itu. Mungkin dengan
berbicara pada ahlinya masalahmu bisa terselesaikan aku tidak bisa menjajikan
apa-apa, namun apa salahnya dicoba?
Irma :
(Irma mengangkat kepala sambil berkata) hmm... yasudahlah jika itu yang terbaik
Doni :
besok pagi kita ke sana aku sudah membuatkan janji dengannya, tapi aku yakin
kau bisa sembuh percayalah mah (senyum suaminya sambil mengangkat dagu Irma)
Irma
merasa lelah sekali karena seharian ini ia bekerja ekstra keras membersihkan
rumah. Irma menuju kamar tidur bersama suaminya namun ia tak bisa tidur
membayangkan bahwa dokter dengan sarjana psikologi itu akan menanyakan sejuta
hal yang membuatnya bingung. Irma mempunyai pandangan bahwa psikiater adalah
orang yang pekerjaannya memojokkan setiap orang yang berbicara dengannya dan
membuat mereka bersalah.
Doni :
sudahlah mah, jangan terlalu dipikirkan (sambil menarik tubuh Irma untuk pergi
ke kamar)
Irma
mencoba menutup matanya dan berusaha menghentikan semua kecemasannya yang masih
abstrak.
Jakarta:
Alarmnya berbunyi, pelan, tapi semakin lama
semakin keras hingga membisingkan telinga. Ia tahu sudah waktunya untuk bangun
dan segera memulai aktivitasnya sehari-hari hal yang pertama Irma lakukan saat
bangun pagi adalah memninum segelas air putih. Dan mempersiapkan dirinya untuk
berangkat kerja. Sesampainya di tempat kerja temannya agung menghampirinya.
Agung :
Irma kamu sudah mengirimkan berkas-berkas yang ku titipkan kemarin?
Irma :
Sudah atas nama perusahaan INDO JAYA, kan?
Agung :
Iya, sudah kau tanda tangani irma?
Irma :
Gung aku tahu pekerjaanku (nada tersinggung)
Agung : Maaf ma, aku hanya memastikan
saja.
Irma :
Jangan khawatir sudah ku tangani.
Agung : oke makasih ma.
Sore harinya, Setelah semua dirasa sudah aman
dan waktunya untuk pulang Irma merapikan meja kerjanya dan bergegas untuk
pulang ke rumah, namun tiba-tiba Andre atasan Irma dan juga sebagai kekasihnya
menghamipri Irma
Andre :
kau ingin pulang bersamaku Irma? Kebetulan aku nanti melewati rumahmu untuk
menemui rekan kerja
Irma :
menemui rekan kerja? Malam-malam begini? sepertinya tidak, aku pulang sendiri
saja. Aku sudah tau kamu akan mengajakku jalan terlebih dahulukan?
Andre :
ayolah irma kamu itu terlalu sibuk dengan pekerjaan kamu biarkanlah otakmu
beristirahat sebentar sambil berdua menikmati malam denganku
Irma :
Apa? Menikmati malam, kamu gila ya? Aku ini kekasihmu tak sepantasnya kamu
berbicara seperti itu sebagai pria jantan, sudahlah minggir (Irma pulang dengan
wajah kesal)
Andre :
bukan begitu maksudku Irma, Irma, tunggu....!
Irma
sampai di kasurnya lagi, hari ini sangat lelah ia memejamkan matanya yang sudah
melemah bagaikan lampion.
Bogor:
Pagi kembali menyapa di dunia ini, segala hal
terasa cepat baginya bahkan Irma tak dapat mengetahui kapankah saat sebenarnya
untuk beristirahat. Ia mulai bangun dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan
sementara Suaminya yang izin dari pekerjaaannya mencoba membantu Irma seraya
membuka percakapan.
Doni :
Anak-anak sudah bangun?
Irma :
Belum nanti saja dibangunkannya lagipula mereka sekolah masuk siang yah.
Doni :
yasudah setelah membuat sarapan kita berangkat ke psikiater ya?
Irma :
Memangnya nanti jadi berangkat yah?
Doni :
(doni terkejut) kamu ini bagaimana, kemarin aku kan sudah bilang janji
pertemuannya pagi ini
Irma :
iya, tapi ayah kan tidak bilang jam berapa?
Doni :
kamu masih seperti anak kecil saja yang harus didikte terus-menerus, janji
pertemuannya jam sembilan.
Siska :
Selamat siang, tante (tok,tok,tok)
Irma :
siapa ya? (membuka pintu) oh siska ada apa? Ayo masuk
Siska :
ini ada kue dari mama tante.
Irma :
oh iya, tante minta tolong ya?
Siska :
apa itu tante?
Irma :
Tante ingin pergi bersama paman kamu tolong jaga anak-anak ya, nanti siang kamu
antar mereka ke sekolahnya.
Siska :
hmm... baiklah tante.
Irma
berada di ruang dokter itu sementara suaminya menunggu di luar. Ruangannya
sangat rapi dan bersih dokternyapun sangat karakteristik dengan muka yang oval
serta kacamata kuno, membuat wibawanya seolah-olah sangat tinggi.
Dokter Roy :
jadi setiap anda tidur, anda merasa mimpi anda sangat nyata?
Irma :
(irma hanya mengangguk)
Dokter Roy :
apakah anda berinteraksi dengan banyak orang di sana?
Irma :
saya memang bertemu banyak orang di sana tapi rasanya mereka adalah orang-orang
baru dalam hidup saya.
Dokter Roy :
anda masih ingat bagaimana mimpi anda semalam? Coba anda ceritakan
Irma :
yah... seperti biasa bangun pagi, berangkat ke kantor, menghabiskan waktu di
belakang komputer, pulang ke rumah, bersiap-siap tidur dan kembali lagi ke sini
ke dunia ini.
Dokter Roy :
jadi, dalam kasus ini anda merasa hidup di dunia nyata dan dunia mimpi dan yang
menjadi masalahnya adalah anda tidak dapat membedakan mana dunia nyata dan mana
yang tidak.
Irma :
(Irma hanya mengangguk)
Dokter Roy :
Begini, Mungkin saat ini anda dapat bertahan di dua dunia tapi seiring
berjalannya waktu anda menyadari bahwa anda tidak dapat hidup di dua dunia dan
saatnya itu terjadi anda akan terjatuh begitu mengetahui itu hanyalah mimpi.
Irma :
jadi apakah penyakit saya bisa sembuh dok?
Dokter Roy :
Bisa, semua penyakit pasti bisa disembuhkan. Semua penyakit bisa anda sembuhkan
jika anda memang benar-benar menginginkannya.
Irma :
Baik terima kasih dok, kapan kiranya saya bisa bertemu dengan dokter lagi
Dokter Roy :
Agenda saya masih penuh, nanti saya kabari lagi.
Irma :
baik dok.
Irma
pulang bersama suaminya setelah berkonsultasi ia pulang dan lantas mengerjakan
pekerjaan rumahnya hingga malam menjelang namun rasa penat itu menyelimuti
dirinya dan terlelap.
Jakarta :
Siang itu Irma mempunyai janji pertemuan dengan
Dokter Alan. Dokter Alan adalah Psikiater muda yang kharismatik dia masih
tergolong muda dan baru dalam bidangnya. Irma sudah menjadi pasiennya selama
satu bulan. Hari ini mereka janji di luar tepatnya di restoran, karena waktu
Irma yang sempit untuk mencuri jam kerja.
Dokter Alan :
Apa yang dikatakan psikiater mu di sana? Tunggu, tunggu (sambil menelan
makanannya) dia pasti berbicara bahwa Jakarta adalah dunia mimpi dan di sanalah
dunia yang nyatakan?
Irma :
yah, seperti itulah.
Dokter Alan :
Sekarang coba kau buka matamu lebar-lebar lihatlah sekelilingmu, adakah sesuatu
yang janggal?
Irma :
(melihat ke kanan dan kiri) Tidak ada dok.
Dokter Alan :
“Sudah kuduga” saya tak ingin lagi meyakinkanmu tapi saya rasa anda sudah tahu
jawabannya.
Irma :
Iya dok, yang sekarang saya rasakan nyata. Tapi nanti saya akan merasakan hal
yang sama pula di duna mimpi itu.
Dokter Alan :
Di pertemuan lalu kamu sudah menjelaskan bahwa kehidupanmu di sini sangat
membosankan dengan pekerjaan yang selalu menumpuk, mungkin kau ingin keluar
dari tekanan yang ada, tapi tak bisa karena selalu dikejar oleh deadline.
Irma :
Jadi?
Dokter Alan :
Mungkin kau butuh kehidupan baru, dan mimpi adalah jalan keluar terbaikmu di
mana kau tak perlu bersusah payah mengerjakan tugas kantor di bawah tekanan.
Amatilah dulu baik-baik. Kau pasti akan menemukan setidaknya satu keganjilan.
Perbincangannya
dengan Dokter Alan sudah selesai, pekerjaannyapun sudah selesai. Sekarang sudah
waktunya untuk pulang Irma yang sangat lelah bahkan tak sempat untuk makan
malam. Sesampainya di kamar ia menoleh ke arah lemari, di atasanya terdapat
sebuah album foto bertuliskan “album foto keluarga” yang ia seakan tahu apa
isinya. Ia mencoba mengambil benda itu, namun sayang ia malah tergelincir dan
jatuh tertidur.
Bogor:
Malam
itu Irma kembali lagi ke dalam mimpinya, namun aneh sekali ia berada di jalan tempat
di mana ia pernah mengalami peristiwa kecelakaan bersama keluarganya di bogor
dua bulan yang lalu. Ia bangun dan melihat sekelilingnya. Ia bingung apakah
ini? Apakah yang terjadi? Ia panik dan mulai berspekulasi tentang
keberadaannya. Taman itu gelap sekali disertai kabut tebal yang berputar
mengelilinginya. Sedikit demi sedikit kabut itu turun, lalu tampaklah sesosok
orang berjubah dari belakangnya.
Doni :
Mengapa kau kembali ke sini lagi sayang? (dengan wajah yang pucat)
Irma :
Ayah? (Irma mencari kata-kata yang tepat untuk memulainya. Namun ia tak
menemukan itu. Ia baru sadar menurunkan
badan dan mulai menangis) maafkan aku yah, aku telah menciptakan semua ini.
Doni :
(sambil mengusap kepala Irma) sudahlah jangan menangis, memang sudah saatnya
terjadi.
Irma :
Hidup ini tak adil yah, mengapa semua orang yang mencintaiku harus pergi
mendahuluiku. Bahkan mimpi-mimpi ini sebentar lagi akan hilang.
Doni :
Sejak kapan hidup ini adil? Kau ingat saat kedua orang tuaku meninggal dulu?
Kau ingat betapa hancurnya keadaanku saat itu?. Tapi kau menggandeng tanganku
di pemakaman, mengatakan bahwa segala sesuatunya pasti akan baik-baik saja, dan
kau benar. Aku menjalani hidupku penuh dengan kebahagiaan bersamamu dan
anak-anak kita.
Irma
menangis dan memejamkan matanya dalam-dalam kemudian membukanya lagi. Doni
telah hilang dari pandangannya, kini di sampingnya ada caca dan sinta. Caca
lantas berbaring di pangkuannya sementara sinta duduk di sampingnya. kebun itu
seakan berubah menjadi kamar yang remang namun kabut itu masih menyelimutinya.
Caca :
Mah, aku bemimpi buruk tentangmu semalam.
Irma :
(menoleh ke arah gadis itu) kamu mimpi apa sayang?
Caca :
Aku bermimpi kau akan pergi ke suatu tempat yang jauh, suatu tempat di mana aku
tak bisa bertemu denganmu lagi
Sinta :
Aku juga bermimpi buruk Mah, (Sambar Sinta) aku bermimpi Mamah sedang berjalan
menyebrangi jembatan, dan ketika kau sampai di ujung jembatan kau melambai-lambaikan
tangan kepadaku, seperti ingin berpisah, mimpi itu sangat menakutkan mah.
Irma :
Mungkin itu hanya mimpi sayang, ingatlah walaupun mamah tidak ada di samping
kalian tapi mamah pasti ada di sana, di hatimu (menunjuk ke dada caca) dan juga
di hatimu (menunjuk ke dada sinta).
Caca :
Aku mencintaimu mah
Sinta :
Aku juga sangat mencintaimu.
Irma :
Mama juga mencintai kalian sayang (sambil menahan haru). Sudahlah kalian tidur
saja sambil mama nyanyikan lagu pengantar tidur (nyanyi lagu nina bobo)
Jakarta:
Pagi itu Irma memutuskan untuk tidak masuk
kerja, karena ia ingin berbicara kepada Dokter Alan tentang apa yang terjadi
semalam dan menanyakan keputusan akhir dari mimpinya. Setelah menunggu ia
lantas masuk ke ruangan Dokter Alan
Irma :
(tok, tok, tok)
Dokter Alan :
silahkan masuk, silahkan duduk. Bagaimana kabarmu irma?
Irma :
Baik, ternyata anda benar dok
Dokter Alan :
Maksudmu?
Irma :
Anda benar selama ini
Dokter Alan :
Jadi kau sudah... apa yang membuatmu sadar?
Irma :
semalam saya menemukan kotak kenangan keluarga saya dok, semua memori saya
bersama keluarga ada di dalamnya, saya tak menyangka ternyata jawaban yang saya
butuhkan ada di atas lemari saya.
Dokter Alan :
Jadi?
Irma :
Semua anggota keluarga saya sudah meninggal akibat kecelakaan dua bulan yang
lalu.
Dokter Alan :
Saya turut berduka cita.
Irma :
kira-kira sampai kapan dok, sampai kapan saya harus seperti ini?
Dokter Alan :
Saya tidak mempunyai jawaban tentang itu karena semuanya tergantung pada dirimu
sendiri. Sekarang yang kau butuhkan adalah seseorang yang kau percayai dapat
menemanimu di masa-masa sulit ini, dan seiring berjalannya waktu kau pasti bisa
melewati semua ini.
Kini Irma tahu salah satu hal dari hidup yang
sulit di pelajari adalah mengucapkan kata-kata perpisahan, pada orang-orang
yang dicintai sekalipun itu hanya sekedar dua kata “Selamat Tinggal”.
KARYA : JOANNES RHINNO (dengan cerita baru)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar