Jumat, 05 Desember 2014

PSIKOLINGUISTIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Di samping kemampuan untuk berbahasa, manusia juga mempunyai kemampuan lain yang spesifik. Membaca, manusia dapat menuangkan apa yang ada dalam pikirannya pada secarik kertas dan kemudian disimpan untuk sehari, sebulan, setahun, atau bahkan lebih dari itu. Bahan dalam bentuk tulisan ini dimengerti oleh siapapun yang membacanya selama mereka memakai bahasa yang sama. Meskipun untuk tujuan yang berbeda, apa yang dikatakan oleh Carnie (2002; 3) berikut sangat mengena, yang artinya.
“Tidak ada makhluk lain di dunia ini, yang dapat berkomunikasi dengan simbol-simbol seperti ini. Namun, berbeda dengan kemampuan berujar kemampuan membaca bukanlah sesuatu yang kodrati. Orang tidak harus membaca untuk dapat mempertahankan hidupnya. Banyak sekali orang di dunia ini yang tidak dapat membaca dan menulis. Ada 20.3% dari seluruh penduduk dunia ini yang pada tahun 2000 masih buta huruf.”
Membaca juga merupakan suatu keterampilan yang harus diajarkan oleh orantua atau orang dewasa dan dipelajari oleh anak untuk tumbuh kembang bahasanya kedepan

2.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas ditemukan beberapa masalah:
A.    Apa saja yang memengaruhi membaca dengan psikolinguistik?
B.     Apa itu sejarah tulisan?
C.     Bagaimana perkembangan tulisan di dunia ini?

3.    Tujuan
A.    Mengetahui pengaruh antara membaca dengan psikolinguistik
B.     Mengetahui sejarah tulisan
C.     Mengetahui perkembangan tulisan

BAB II
PEMBAHASAN
1.    Sejarah Tulisan
Sejarah tulisan ternyata telah terentang sepanjang ribuan tahun. Mula-mula, muncul tulisan dalam bentuk gambar. Bangsa-bangsa kuno yang berperadaban tinggi, seperti bangsa Mesir kuno dan bangsa Maya juga mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Saat ini, hampir semua orang di dunia bisa menulis. Orang dapat menuangkan gagasan di atas kertas atau surat elektronik dengan tulisan. Dalam bahasa Inggris, Spanyol, Indonesia, dan banyak bahasa yang lain, huruf, angka, dan tanda baca digunakan untuk menulis. Akan tetapi, sistem ini tidak selalu digunakan dalam tulisan.
1)        Piktograf
Manusia pertama yang mengenal tulisan tidak menggunakan huruf, kata-kata, dan tanda baca dalam tulisan mereka. Ribuan tahun yang lalu, mereka “menulis” dengan membuat gambar yang saat ini disebut piktograf. Para pakar mengatakan piktograf tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain.
Kata “piktograf” diturunkan dari kata dalam bahasa Inggris “pictograph”. Akar kata “pictograph” adalah “pict” dan “graph”. “Pict” merupakan kata dalam bahasa Latin untuk picture (gambar). Sementara “graph” merupakan kata dalam bahasa Yunani yang artinya tulisan. Piktograf merupakan simbol. Kadang-kadang piktograf mewakili keseluruhan kata, tetapi kadang-kadang hanya mewakili suku-suku kata, atau bagian-bagian kata. Ribuan tahun lalu, bangsa Sumeria kuno menemukan salah satu bentuk piktograf. Dalam bahasa Sumeria kuno, ti berarti “panah”. Ti (atautil) juga berarti “kehidupan”. Karena itu, orang Sumeria menggunakan simbol panah untuk kedua kata tersebut.
2)        Hieroglif
Ribuan tahun lalu, bangsa Mesir kuno juga menemukan cara penulisan mereka sendiri yang disebut hieroglif. Mereka kadang-kadang menempatkan dua atau lebih gambar untuk “menuliskan” sebuah kata. Selama bertahun-tahun, tidak ada orang yang dapat membaca hieroglif bangsa Mesir kuno. Kemudian, pada 1822, seorang berkebangsaan Prancis bernama Jean-François Champollion mulai menyingkap makna hieroglif. dia bekerja dengan tekun selama bertahun-tahun, dan akhirnya dia berhasil menerjemahkannya.
Ternyata, sebuah hieroglif kadang-kadang merupakan sebuah kata. Akan tetapi, ada juga hieroglif yang hanya mewakili suatu bunyi. Hieroglif kadang juga dikombinasikan untuk membentuk sebuah kata. Bangsa Maya kuno di Meksiko juga menggunakan hieroglif. Beberapa hieroglif Maya mewakili keseluruhan kata. Beberapa yang lain mewakili bunyi atau suku kata.
3)        Penulisan dengan Alfabet
Saat ini, sebagian besar sistem penulisan menggunakan alfabet. Alfabet adalah daftar sejumlah huruf yang digunakan untuk menulis dalam sebuah bahasa. Tidak semua bahasa menggunakan huruf yang sama. Misalnya, alfabet bahasa Spanyol memiliki huruf ñ. Alfabet bahasa Inggris tidak memiliki huruf ini.
Alih-alih, dalam bahasa Inggris digunakan dua huruf untuk membentuk ñ: n dan y, seperti dalam kata canyon. Jumlah huruf dalam alfabet setiap bahasa berbeda-beda. Alfabet bahasa Inggris, juga bahasa Indonesia, memiliki dua puluh enam huruf. Alfabet Spanyol memiliki dua puluh tujuh huruf. Alfabet Rusia memiliki tiga puluh tiga huruf. Sementara alfabet Korea memiliki dua puluh empat huruf.
2.    Grafem dan Fonem
Grafem adalah keseluruhan dari huruf atau campuran huruf yang mewakili fonem. Jadi f yang mewakili fan, ph yang mewakili photo, dan gh yang mewakili cough merupakan satu grafem dan tiga varian atau alograf. Suatu sistem tulisan yang ideal adalah bahwa hubungan antara fonem dan grafem itu satu lawan satu.
Hal ini berbeda dengan bahasa tertentu seperti bahasa inggris. Dapat dikatakan bahwa bahasa inggris merupakan bahasa yang ucapan dan ejaannya paling kacau. Dalm kaitannya dengan membaca, korelasi antara grafem dan fonem ini memang peran yang penting karena makin besar korelasi itu, makin mudah bagi orang untuk mengucapkan apa yang dibaca. Bagi anak yang baru mulai belajar membaca, korelasi positf ini juga sangat membantu.
3.    Elemen pada Huruf
Kalau alfabet latin kita perhatikan dengan teliti maka akan kita dapati bahwa tiap huruf sebenarnya terdiri dari elemen-elemen yang sederhana yang diramu dengan berbagai cara. Huruf p q, b dan d misalnya, hanya terdiri dari satu garis lurus dan setengah lingkaran inilah yang disebut dengan elemen huruf.

4.    Tahapan dalam Membaca
a.    Tahap Pemula
Tahap pemula adalah tahap yang mengubah manusia dan tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Pada tahap pemula, anak perlu memperhatikan dua hal berikut ini:
1)      Keteraturan bentuk
2)      Pola gabungan huruf

b.   Tahap Lanjut
Tahap lanjut adalah tahap di mana prosesnya bukan terkonsentrasi pada kaitan anatar huruf dengan bunyi tetapi pada makna yang terkandung dalam bacaan. Pada tahap ini membaca dapat didefinisikan sebagai suatu proses untuk menganalisis input yang berupa bahan tertulis dan menghasilkan output yang berupa pemahaman atas bahan tersebut. Dalam proses seperti ini ada beberapa prasyarat yang harus dimiliki oleh pembaca, yaitu:
1)      Kemampuan pemrosesan kata dan kalimat
2)      Kemampuan untuk memahami apa yang tersirat dalam bacaan
3)      Kemampuan untuk menangani ihwal yang baru
4)      Kemampuan untuk memilih


5.    Beberapa Model untuk Membaca
a.    Model Atas  ke Bawah
Model atas ke bawah yang sering juga dinamakan model berdasar konteks, mengasumsikan bahwa informasi tentang konteks dapat secara langsung mempengaruhi caranya kata dipersepsi dan diinterpretasi informasi dari konteks ini menyangkut beberapa hal:
1)      Adanya pengetahuan yang sifatnya umum dan sifatnya khusus
2)      Adanya pengetahuan mengenai kendala-kendala sintaktik maupun semantik pada bahasa, baik bahasa pada umumnya maupun bahasa yang dikuasai
3)      Adanya pengetahuan mengenai kendala atau knovensi otografik.

b.   Model Bawah ke Atas
Landasan dasar untuk model bawah ke atas yang juga disebut sebagai model yang berdasarkan stimulus, adalah bahwa rekognisi kata tergantung terutama pada informasi yang ada pada kta itu bukan pada konteksnya. Disamping itu rekognisi terjadi secara diskrit, berhirarki, dan bertahap. Informasi yang ada pada satu tahap dimanfaatkan untuk membangun tahap berikutnya. Karena itulah maka pada model ini ada tahap sensori, tahap rekognisi, dan tahap interpretasi

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Sejarah tulisan ada banyak, beberapa diantaranya yaitu tulisan piktograf, hieroglif dan alfabet, sementara itu mengenai grafem dan fonem. Grafem adalah keseluruhan dari huruf atau campuran huruf yang mewakili fonem. Jadi f yang mewakili fan, ph yang mewakili photo, dan gh yang mewakili cough merupakan satu grafem dan tiga varian atau alograf. Suatu sistem tulisan yang ideal adalah bahwa hubungan antara fonem dan grafem itu satu lawan satu.
Elemen huruf adalah seperti huruf p q, b dan d misalnya, hanya terdiri dari satu garis lurus dan setengah lingkaran. Tahapan membaca ada dua yaitu tahap pemula dan tahap lanjut. Model membaca ada dua cara yaitu model bawah ke atas dan atas ke bawah.

DAFTAR PUSTAKA

Soenjono dardjowidjojo. 2003. Psikolinguistik pengantar pemahaman bahasa manusia. Yayasan pustaka obor Indonesia: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar